Subscribe:

Ads 468x60px

Selasa, 16 Oktober 2012

Menikmati Gurih Kepala Ikan di Kota Palopo

Menikmati Gurih Kepala Ikan di Kota Palopo

Pertengahan Ramadhan kemarin (21-25 Agustus 2010), saya berkunjung ke Palopo, Sulawesi Selatan. Tujuan utamanya adalah reportase industri kakao di Palopo dan sekitarnya. Di sela reportase, saya menyempatkan diri untuk menikmati keindahan Palopo, mulai dari masjid tua di sana hingga mencicipi makanan khas di Kota Palopo. Ini salah satu oleh-olehnya:
======
Anda ingin berpetualang kuliner? Silakan melancong ke Rumah Makan Ulu Bale Laut di Kota Palopo, Sulawesi Selatan. Di sini, Anda bisa menikmati masakan khas kepala ikan kakap dan ikan kerapu plus “nasi” sagu yang lumer di tenggorokan.

—-
Jika Anda melancong ke Kota Palopo, Sulawesi Selatan, sebaiknya jangan melewatkan kunjungan ke Rumah Makan Ulu Bale Laut. Di rumah makan ini Anda bisa mencicipi masakan kepala ikan nan lezat.
Agar bisa makan enak memang butuh kerja keras. Demikian juga ketika Anda menyambangi resto ini. Maklum, untuk menuju Kota Palopo Anda harus menempuh perjalanan darat sejauh 365 kilometer ke arah utara, dari Makassar, Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan. Perjalanan Makassar-Palopo lewat jalur darat itu membutuhkan waktu tempuh sekitar 8 jam sampai 10 jam. Sebelum sampai tujuan, setidaknya ada delapan kota atau kabupaten yang harus Anda lalui.

Namun, jika ingin cepat, Anda bisa memakai fasilitas penerbangan lokal Makassar–Palopo yang waktu tempuhnya kurang dari 2 jam. Hanya saja, penerbangan lokal ini cuma beroperasi dua kali dalam sepekan.
Meski perjalanan darat menuju Palopo lumayan melelahkan, rasa lelah itu akan segera terobati begitu sampai di Ulu Bale Laut yang terletak di Jalan Diponegoro Nomor 32. Menuju rumah makan ini hanya butuh waktu tempuh sekitar 15 menit dari Balaikota Palopo. Ingat, tak ada kemacetan di kota ini.
Kapasitas resto yang buka dari pukul 10.00 Waktu Indonesia Bagian Tengah (WITA) hingga pukul 22.00 ini cukup besar, yakni mampu menampung hingga 80 pengunjung. Sayangnya, lokasi parkir hanya bisa menampung lima sampai tujuh mobil saja. Tapi, jangan cemas, jika parkir penuh, biasanya pengunjung diminta memarkir kendaraan di bahu jalan di depan restoran.
Menu andalan di Ulu Bale Laut adalah kepala ikan. Ini sesuai dengan nama restonya. Dalam bahasa Bugis, “ulu bale” berarti kepala ikan. Pengelola rumah makan ini benar-benar konsisten menyajikan menu kepala ikan karena di sini tak ada menu ikan lainnya.
Dalam daftar menu, masakan khas tersebut bernama parede, berbahan kepala ikan dengan bumbu asam segar. Parede adalah menu favorit pengunjung. Seperti namanya, menu ini mampu mengalirkan rasa segar nan gurih di lidah dan kerongkongan. Rasa gurih daging di kepala ikan makin terasa nikmat karena begitu lembut ketika menyentuh lidah. Untuk jenis ikan, pengelola menyediakan dua jenis kepala ikan, yaitu kepala ikan kakap dan kepala ikan kerapu. Permintaan terhadap kedua ikan ini sama-sama tinggi.
Pengelola Ulu Bale Laut, Aminah Abidin, menyatakan bahwa dalam sehari resto ini membutuhkan kepala ikan segar sebanyak 100 kilogram. “Pasokan ikan segar dari sekitar Palopo saja,” terang Aminah.
Menu khas lain
Selain mengandalkan parede, Ulu Bale Laut juga menawarkan menu gulai kepala ikan. Gulai kepala ikan tak jauh berbeda dengan parede. Yang membedakan keduanya hanya bumbu. Kuah gulai kepala ikan ini menggunakan santan. Menu gulai kepala ikan sengaja ditawarkan bagi penggemar masakan bersantan.
Satu hal yang menyenangkan, harga parede dan gulai kepala ikan juga murah meriah. Yakni, hanya Rp 19.500 per porsi, baik untuk kepala ikan kakap maupun ikan kerapu seberat 0,25 kilogram. Nah, untuk menemani parede atau gulai kepala ikan ini, tersedia makanan pokok dange dan kapurung. Dua sajian terakhir ini adalah kudapan berbahan baku sagu. Dange adalah makanan khas masyarakat Bugis sebagai
pengganti nasi. Jadi, untuk menikmati dange, pe-ngunjung perlu menambahkan kuah parede atau kuah gulai kepala ikan tadi.
Dange berbentuk seperti mangkuk karena dicetak dengan mangkuk. Proses pembuatannya sederhana saja: mangkuk berisi sagu dibakar di tungku hingga matang. Harga dange Rp 3.000 per buah. Kapurung juga berbahan dasar sagu, namun terasa lebih gurih karena di dalamnya ada aneka sayur dan serpihan daging ikan. Racikan setiap restoran biasanya berbeda-beda, tergantung sang koki. Di Ulu Bale Laut,
kapurung dimasak dengan kaldu, kuah ikan, udang, tomat, terasi, dan sayur-mayur. Seporsi kapurung hanya seharga Rp 11.000.
Selain memanjakan lidah lokal, restoran ini juga menawarkan menu yang gampang ditemukan di mana-mana: ayam kampung goreng. Sayangnya, kekhasan menu kepala ikan itu tak dilengkapi minuman khas.
Ulu Bale Laut hanya menyediakan suguhan minuman seperti kebanyakan tempat makan lain, seperti jus terong belanda, jus wortel, jus sirsak, atau jus alpukat. Namun, Aminah mengklaim, racikan jus terong belanda Ulu Bale Laut paling nikmat dan segar ketimbang minuman sejenis di rumah makan lainnya. “Jus terong belanda di sini kental dan dicampur air gula yang khas,” kata Aminah.

0 komentar:

Posting Komentar

Get Free Music at www.divine-music.info
Get Free Music at www.divine-music.info

Free Music at divine-music.info